Harga minyak mentah acuan Amerika Serikat, West Texas Intermediate (WTI), turun ke kisaran $61,00 per barel pada awal sesi Eropa hari Selasa (28/10). Penurunan ini terjadi setelah muncul laporan bahwa OPEC+ tengah mempertimbangkan peningkatan produksi moderat pada Desember mendatang. Pelaku pasar juga menunggu data stok minyak mentah mingguan dari American Petroleum Institute (API) yang dijadwalkan dirilis hari ini, untuk mencari petunjuk arah harga selanjutnya.
Menurut laporan Reuters, negara anggota OPEC+ kemungkinan akan sepakat untuk menambah target produksi sekitar 137.000 barel per hari bulan depan. Langkah ini bertujuan menyesuaikan pasokan dengan permintaan global, meskipun belum ada kesepakatan final terkait laju ekspansi lebih lanjut. Peningkatan produksi tersebut berpotensi menekan harga minyak dalam jangka pendek karena pasokan yang lebih besar dapat mengimbangi permintaan.
Namun, ketegangan geopolitik masih menjadi faktor penopang harga. Sanksi baru Amerika Serikat terhadap perusahaan minyak raksasa Rusia seperti Rosneft dan Lukoil dapat membatasi pasokan global, sehingga mendorong kenaikan harga. Selain itu, perkembangan positif dalam perundingan dagang AS–Tiongkok juga memberi harapan bagi pasar energi. Pertemuan antara Presiden Donald Trump dan Xi Jinping pada Kamis mendatang diharapkan menghasilkan kesepakatan yang dapat menstabilkan hubungan ekonomi dan mendukung prospek permintaan minyak dunia.
USOIL – Technical Analysis
OPINI ANALIS TRAZE
Harga minyak mentah WTI tampak melanjutkan tren penurunan setelah gagal menembus area resistensi di kisaran $62,30. Terbentuknya pola Break of Structure (BOS) di area $60,50 mengonfirmasi dominasi tekanan jual, menandakan perubahan arah dari fase koreksi menuju tren turun baru. Zona merah di atas menunjukkan area penolakan kuat, sementara garis tren menurun memperkuat pandangan bearish jangka pendek.
Secara teknikal, harga saat ini bergerak di bawah level Fibonacci retracement 50%–61,8%, memperlihatkan momentum pelemahan yang berpotensi membawa WTI menuju target berikutnya di sekitar $59,33 hingga $58,62. Jika tekanan jual berlanjut dan harga menembus area biru tersebut, bukan tidak mungkin pasar menguji dukungan psikologis di bawah $58,00.
Meski begitu, potensi rebound tetap terbuka jika harga mampu bertahan di atas $60,50, karena zona ini berperan sebagai support kunci jangka pendek. Namun, dengan kombinasi sentimen negatif dari rencana OPEC+ menambah produksi dan lemahnya prospek permintaan global, bias pasar masih condong ke arah bearish. Investor disarankan tetap waspada terhadap volatilitas jelang rilis data stok minyak AS minggu ini.
DISCLAIMER
PT Traze Andalan Futures teregulasi oleh BAPPEBTI.
Materi ini untuk referensi saja dan bukan untuk rekomendasi melakukan transaksi. Seluruh transaksi yang
diambil sepenuhnya akan menjadi tanggung jawab nasabah. Transaksi Perdagangan Berjangka Komoditi
(PBK) memiliki peluang keuntungan dan risiko kerugian yang tinggi.