Pasar global memulai pekan dengan sikap waspada setelah Presiden AS Donald Trump mengumumkan rencana untuk memberlakukan tarif 100% terhadap seluruh impor dari China. Langkah agresif ini memicu kekhawatiran baru di kalangan investor, terutama karena kalender ekonomi awal pekan ini tidak menampilkan data penting, membuat sentimen risiko menjadi penggerak utama arah pasar.
Melalui unggahan di Truth Social, Trump menyebut China telah mengambil posisi “sangat agresif” dalam perdagangan global dengan memperketat kontrol ekspor besar-besaran. Sebagai respons, Trump menegaskan bahwa mulai 1 November 2025 atau lebih cepat jika China mengambil langkah tambahan Amerika Serikat akan mengenakan tarif ganda pada setiap produk asal China. Pernyataan ini segera mengguncang pasar keuangan dan menekan Dolar AS secara signifikan.
Menjelang pembukaan perdagangan Senin, indeks Dolar AS (DXY) bertahan tipis di sekitar 99.00 setelah anjlok lebih dari 0,5% pada akhir pekan. Sementara itu, indeks saham berjangka AS mulai pulih naik antara 1% hingga 2%. Di sisi lain, emas (XAU/USD) melanjutkan reli tajamnya dan kini menembus rekor tertinggi baru di atas $4.070, menegaskan posisinya sebagai aset lindung nilai utama di tengah ketidakpastian geopolitik dan ekonomi global.
DXY – Technical Analysis

OPINI ANALIS TRAZE
Indeks Dolar AS (DXY) kehilangan tenaga setelah tertolak di area supply sekitar 99.000. Sinyal Change of Character mengonfirmasi potensi pembalikan arah menuju area demand 98.400, menandakan tekanan jual mulai mendominasi.
Selama DXY belum mampu menembus area supply, peluang koreksi masih terbuka menuju 97.980 hingga 97.700. Struktur harga yang membentuk lower high memperkuat bias bearish jangka pendek.
Ketegangan dagang AS – China menambah beban bagi Dolar AS, sementara investor mulai beralih ke aset aman seperti emas yang terus menembus rekor baru.
DISCLAIMER
PT Traze Andalan Futures teregulasi oleh BAPPEBTI.
Materi ini untuk referensi saja dan bukan untuk rekomendasi melakukan transaksi. Seluruh transaksi yang
diambil sepenuhnya akan menjadi tanggung jawab nasabah. Transaksi Perdagangan Berjangka Komoditi
(PBK) memiliki peluang keuntungan dan risiko kerugian yang tinggi.