Harga minyak mentah WTI kembali menembus level di atas $60 per barel pada awal pekan ini setelah dua minggu mengalami tekanan. Kenaikan ini terjadi di tengah kewaspadaan investor menjelang rilis laporan prospek pasar dari OPEC dan Badan Energi Internasional (IEA) yang diharapkan memberikan arah baru bagi pergerakan harga minyak global.
Tekanan sebelumnya muncul akibat kekhawatiran bahwa pasokan dunia akan melampaui permintaan, seiring OPEC dan sekutunya, termasuk Rusia, mulai melonggarkan pembatasan produksi. Di saat yang sama, produsen non-OPEC seperti Amerika Serikat terus meningkatkan output, memperbesar potensi surplus di pasar energi.
Selain itu, pelaku pasar juga mencermati dampak sanksi Amerika Serikat terhadap perusahaan minyak besar Rusia seperti Rosneft dan Lukoil. Langkah ini menjadi bagian dari upaya Washington menekan Moskow terkait konflik Ukraina. Negara-negara pengimpor utama seperti China dan India kini mencari alternatif pasokan baru untuk menghindari risiko dari sanksi tersebut.
USOIL SPOT– Technical Analysis

OPINI ANALIS TRAZE
Harga minyak WTI mulai pulih setelah menembus pola falling wedge, memberi sinyal potensi kenaikan menuju area $60,7 hingga $61,9 per barel. Pola ini menunjukkan peluang pembalikan arah setelah tekanan jual dalam dua pekan terakhir.
Selama harga bertahan di atas support $58,7, tren jangka pendek masih positif. Area $59,3–$59,7 menjadi zona penting bagi pembeli untuk menjaga momentum naik.
Jika dorongan beli berlanjut, WTI berpeluang menguji area resisten kuat di $61,9. Namun, jika harga turun di bawah $58,7, potensi koreksi kembali terbuka menuju zona $57.
DISCLAIMER
PT Traze Andalan Futures teregulasi oleh BAPPEBTI.
Materi ini untuk referensi saja dan bukan untuk rekomendasi melakukan transaksi. Seluruh transaksi yang
diambil sepenuhnya akan menjadi tanggung jawab nasabah. Transaksi Perdagangan Berjangka Komoditi
(PBK) memiliki peluang keuntungan dan risiko kerugian yang tinggi.