Harga minyak mentah WTI kembali melemah ke kisaran $56,8 per barel pada Selasa, melanjutkan penurunan dari sesi sebelumnya. Tekanan harga terjadi akibat meningkatnya kekhawatiran terhadap kelebihan pasokan global serta ketidakpastian dalam perundingan dagang antara Amerika Serikat dan Tiongkok, yang membuat pelaku pasar tetap berhati-hati menghadapi kondisi ekonomi global.
Data terbaru menunjukkan volume minyak mentah yang disimpan di laut mencapai rekor tertinggi, menandakan ketidakseimbangan pasokan yang semakin dalam. Sekitar 1,24 miliar barel minyak dan kondensat tercatat sedang dikirim melalui kapal tanker hingga akhir pekan 17 Oktober, naik dari 1,22 miliar barel pada pekan sebelumnya. Kondisi ini memperkuat sentimen negatif di pasar energi dan menekan harga lebih lanjut.
Di sisi lain, pasar menantikan negosiasi lanjutan antara pejabat AS dan Tiongkok di Malaysia, yang dianggap sebagai langkah penting menuju pertemuan tingkat tinggi antara Presiden Donald Trump dan Presiden Xi Jinping akhir bulan ini. Hasil dari pembicaraan tersebut diharapkan dapat memberikan kejelasan terhadap arah hubungan dagang kedua negara serta menjadi faktor penentu pergerakan harga minyak dunia selanjutnya.
USOIL – Technical Analysis

OPINI ANALIS TRAZE
Harga WTI Crude Oil terus tertekan setelah gagal menembus area supply di sekitar 57 dolar per barel. Arah tren masih bearish dalam kanal menurun, membuka peluang penurunan menuju 55 dolar jika harga tidak mampu bertahan di atas 56,5 dolar.
Struktur teknikal menunjukkan dominasi seller melalui pola BOS dan CHoCH, menegaskan momentum negatif masih kuat. Selama harga bertahan di bawah garis tren, tekanan jual berpotensi berlanjut.
Sentimen global terkait kelebihan pasokan dan ketidakpastian hubungan dagang AS–Tiongkok semakin memperkuat tekanan. Tanpa katalis positif, WTI berisiko memperpanjang penurunan dalam waktu dekat.
DISCLAIMER
PT Traze Andalan Futures teregulasi oleh BAPPEBTI.
Materi ini untuk referensi saja dan bukan untuk rekomendasi melakukan transaksi. Seluruh transaksi yang
diambil sepenuhnya akan menjadi tanggung jawab nasabah. Transaksi Perdagangan Berjangka Komoditi
(PBK) memiliki peluang keuntungan dan risiko kerugian yang tinggi.