Indeks dolar bertahan di kisaran 99 pada Jumat (05/12), namun tetap menuju penurunan mingguan kedua karena pasar semakin yakin terhadap pemangkasan suku bunga The Fed. Peluang pemotongan 25 bps pekan depan kini mencapai 87%, disertai ekspektasi 2–3 penurunan tambahan tahun depan. Sentimen dolar juga tertekan oleh spekulasi bahwa penasihat ekonomi Kevin Hassett berpotensi menggantikan Jerome Powell pada Mei, yang dinilai dapat membuka jalan menuju kebijakan moneter yang lebih longgar.
Di sisi data, klaim pengangguran awal turun ke level terendah dalam lebih dari tiga tahun, meski angka tersebut dipengaruhi pola volatil saat libur Thanksgiving. Pada saat yang sama, laporan Challenger menunjukkan pemutusan kerja melonjak menjadi 71.321 pada November, jumlah tertinggi untuk bulan tersebut sejak 2022. Kombinasi data tenaga kerja yang beragam ini menambah ketidakpastian mengenai kekuatan fundamental ekonomi AS.
Ke depan, pasar menantikan rilis data PCE September yang sempat tertunda, indikator inflasi favorit The Fed, bersama laporan belanja dan pendapatan konsumen. Hasil data ini akan menjadi petunjuk penting bagi pasar valuta asing, menentukan apakah ekspektasi pemangkasan suku bunga tetap solid atau justru memudar.
OPINI ANALIS TRAZE
Indeks Dolar AS (DXY) mulai menunjukkan sinyal pemulihan setelah menyentuh zona demand di 98.20–98.40. Pola equal low dan break of structure kecil mengisyaratkan melemahnya tekanan jual dan membuka peluang pembalikan arah.
Jika momentum naik berlanjut, DXY berpotensi menuju resistance 98.59 dan target berikutnya di 99.21 yang berada dekat area supply. Retest channel atas juga mendukung skenario kenaikan jangka pendek.
Namun jika penolakan terjadi, koreksi dapat kembali menekan DXY ke struktur rendah sebelumnya. Untuk saat ini, reaksi harga di dua level kunci tersebut menjadi penentu arah dolar selanjutnya.
DISCLAIMER
PT Traze Andalan Futures teregulasi oleh BAPPEBTI.
Materi ini untuk referensi saja dan bukan untuk rekomendasi melakukan transaksi. Seluruh transaksi yang
diambil sepenuhnya akan menjadi tanggung jawab nasabah. Transaksi Perdagangan Berjangka Komoditi
(PBK) memiliki peluang keuntungan dan risiko kerugian yang tinggi.