Perak berhasil menembus level $47 per ons pada Rabu (01/10/25), mencatatkan rekor tertinggi dalam 14 tahun terakhir. Lonjakan ini dipicu meningkatnya permintaan aset aman menyusul penutupan pemerintahan AS setelah Kongres gagal mencapai kesepakatan pendanaan sementara. Kondisi tersebut menimbulkan ketidakpastian pasar, karena potensi penundaan data ekonomi penting jelang rapat Federal Reserve akhir Oktober, termasuk laporan nonfarm payrolls.
Di sisi fundamental, Silver Institute memperkirakan defisit pasar global perak berlanjut untuk tahun kelima berturut-turut pada 2025. Produksi diproyeksikan hanya mencapai 844 juta ons, sekitar 100 juta lebih rendah dari kebutuhan pasar. Ketidakseimbangan antara pasokan dan permintaan ini menambah dukungan kuat terhadap harga logam mulia tersebut.
Permintaan industri juga berperan besar dalam reli harga perak. Peningkatan adopsi energi surya, kebutuhan tinggi dari sektor elektronik konsumen, hingga penggunaan di pusat data semakin memperkuat prospek jangka panjangnya. Kombinasi faktor geopolitik dan fundamental menjadikan perak semakin menarik bagi investor yang mencari perlindungan sekaligus peluang pertumbuhan.
Dengan kombinasi sentimen geopolitik, defisit pasokan, serta dorongan permintaan industri, perak kini berada dalam posisi strategis untuk melanjutkan reli menuju area $48, sekaligus menegaskan daya tariknya sebagai aset lindung nilai di tengah ketidakpastian pasar.
OPINI ANALIS TRAZE
Harga perak (XAG/USD) menguat di atas $47,287, didorong sentimen safe haven pasca shutdown pemerintahan AS. Selama bertahan di atas pivot $46,542, tren naik berpotensi berlanjut.
Resistensi terdekat ada di $47,902 dan $48,647, sementara support kuat berada di $46,542 hingga $45,927. Penembusan ke bawah area ini bisa membuka jalan menuju $45,182.
Secara fundamental, defisit pasokan global dan permintaan industri menjaga momentum bullish. Selama tren naik terjaga, peluang uji level psikologis $48 tetap terbuka lebar.
DISCLAIMER
PT Traze Andalan Futures teregulasi oleh BAPPEBTI.
Materi ini untuk referensi saja dan bukan untuk rekomendasi melakukan transaksi. Seluruh transaksi yang
diambil sepenuhnya akan menjadi tanggung jawab nasabah. Transaksi Perdagangan Berjangka Komoditi
(PBK) memiliki peluang keuntungan dan risiko kerugian yang tinggi.