Harga minyak mentah acuan Amerika Serikat, West Texas Intermediate (WTI), naik ke sekitar $60,10 per barel pada awal perdagangan Asia, Kamis (23/10). Kenaikan ini menandai level tertinggi dalam hampir dua minggu, dipicu oleh langkah pemerintah AS yang menjatuhkan sanksi terhadap perusahaan minyak utama Rusia. Langkah tersebut menimbulkan kekhawatiran akan berkurangnya pasokan global, sehingga mendorong harga minyak lebih tinggi.
Menurut laporan Reuters, pemerintahan Presiden Donald Trump menuduh Rusia tidak berkomitmen menghentikan perang di Ukraina dan memberlakukan sanksi terhadap Lukoil serta Rosneft, dua raksasa energi Rusia. Menteri Keuangan AS, Scott Bessent, menegaskan bahwa kedua perusahaan itu berperan besar dalam mendanai perang Kremlin. Sanksi ini diumumkan sehari setelah rencana pertemuan antara Trump dan Presiden Rusia Vladimir Putin ditunda tanpa batas waktu.
Selain dampak geopolitik, data Energy Information Administration (EIA) menunjukkan penurunan stok minyak mentah AS sebesar 961.000 barel untuk pekan yang berakhir 17 Oktober, berbanding terbalik dengan ekspektasi kenaikan. Namun, potensi kenaikan harga diperkirakan terbatas karena OPEC+ tetap berencana meningkatkan produksi. International Energy Agency (IEA) bahkan memprediksi surplus pasokan global mencapai 4 juta barel per hari pada 2026, yang dapat menekan harga minyak dalam jangka panjang.
USOIL – Technical Analysis

OPINI ANALIS TRAZE
Harga West Texas Intermediate (WTI) terus menunjukkan tren positif setelah berhasil menembus beberapa level penting dan kini bergerak mendekati area supply di sekitar $62,45. Momentum kenaikan yang terbentuk sejak awal pekan menandakan dominasi buyer masih kuat, terutama setelah harga menembus level Break of Structure (BOS) di kisaran $59,77. Kenaikan ini juga didukung oleh ekspektasi pasar terhadap penurunan pasokan global akibat sanksi baru AS terhadap Rusia.
Meski demikian, potensi koreksi jangka pendek tetap terbuka. Area antara $61,00–$62,00 menjadi zona penting yang berpotensi menahan laju kenaikan karena tekanan jual bisa meningkat di wilayah tersebut. Jika terjadi penolakan di area supply ini, harga berpotensi kembali menguji area demand di sekitar $58,96, yang berperan sebagai support kuat dan zona akumulasi buyer.
Secara teknikal, struktur pasar masih menunjukkan arah bullish selama harga bertahan di atas area BOS $59,77. Namun, trader disarankan tetap berhati-hati menghadapi potensi retracement dari area resistance tinggi. Jika harga berhasil menembus $62,45 dengan volume kuat, maka peluang menuju target psikologis di atas $63,00 akan semakin terbuka.
DISCLAIMER
PT Traze Andalan Futures teregulasi oleh BAPPEBTI.
Materi ini untuk referensi saja dan bukan untuk rekomendasi melakukan transaksi. Seluruh transaksi yang
diambil sepenuhnya akan menjadi tanggung jawab nasabah. Transaksi Perdagangan Berjangka Komoditi
(PBK) memiliki peluang keuntungan dan risiko kerugian yang tinggi.