Harga minyak mentah West Texas Intermediate (WTI) diperdagangkan di sekitar $61,90 per barel pada sesi Asia Kamis ini, dengan kecenderungan menguat tipis. Sentimen pasar masih dipengaruhi ketegangan geopolitik, khususnya setelah laporan BBC yang menyebut Ukraina meningkatkan serangan terhadap kilang minyak Rusia dalam beberapa bulan terakhir. Tekanan pada kapasitas kilang Moskow dinilai dapat membatasi pasokan global dan mendukung kenaikan harga WTI.
Meski demikian, kenaikan harga tertahan oleh laporan Administrasi Informasi Energi AS (EIA) yang mencatat stok minyak mentah meningkat lebih besar dari perkiraan. Persediaan minyak pekan lalu bertambah 1,792 juta barel, jauh berlawanan dengan penurunan 607.000 barel di pekan sebelumnya, sekaligus melampaui proyeksi analis sebesar 1,5 juta barel. Kondisi ini menambah tekanan pada prospek jangka pendek harga minyak.
Selain itu, pasar energi juga diwarnai ketidakpastian dari kebijakan pemerintah AS. Penutupan sebagian operasional pemerintah akibat kebuntuan politik di Kongres diperkirakan menunda rilis data ketenagakerjaan penting. Di sisi lain, pelaku pasar menanti keputusan OPEC+ pada November, di mana Saudi Arabia diperkirakan mendorong peningkatan produksi lebih besar untuk merebut kembali pangsa pasar, sehingga berpotensi memengaruhi keseimbangan harga WTI ke depan.
USOIL – Technical Analysis
OPINI ANALIS TRAZE
Harga WTI bergerak di sekitar $61,89 per barel, mendekati pivot $61,75 setelah tekanan turun sebelumnya. Selama bertahan di atas $60,84, peluang rebound terbuka dengan target $62,30 hingga $63,21.
Indikator teknikal mulai menunjukkan pemulihan, memberi sinyal buyer berpotensi mendorong harga lebih tinggi. Penembusan resistance $62,30 akan memperkuat momentum naik.
Sebaliknya, bila jatuh di bawah $60,84, tren melemah bisa berlanjut ke $60,29. Untuk saat ini, kecenderungan teknikal lebih condong pada skenario pemulihan.
DISCLAIMER
PT Traze Andalan Futures teregulasi oleh BAPPEBTI.
Materi ini untuk referensi saja dan bukan untuk rekomendasi melakukan transaksi. Seluruh transaksi yang
diambil sepenuhnya akan menjadi tanggung jawab nasabah. Transaksi Perdagangan Berjangka Komoditi
(PBK) memiliki peluang keuntungan dan risiko kerugian yang tinggi.