Harga minyak WTI melemah ke level $65,1 per barel pada Senin (29/09/25) setelah wilayah Kurdistan Irak kembali mengekspor minyak mentah ke pasar global. Ekspor ini dibuka kembali setelah terhenti lebih dari dua tahun, menambah pasokan di pasar yang sudah menghadapi risiko surplus. Kesepakatan antara pemerintah pusat Irak, Pemerintah Daerah Kurdistan, serta perusahaan minyak internasional memungkinkan sekitar 180.000–190.000 barel per hari mengalir menuju pelabuhan Ceyhan di Turki.
Langkah ini terjadi setelah tekanan dari Amerika Serikat untuk mengembalikan minyak Kurdi ke pasar internasional. Volume ekspor bahkan diperkirakan bisa meningkat hingga 230.000 barel per hari dalam waktu dekat. Kembalinya pasokan tersebut bertepatan dengan rencana OPEC+ yang tengah berupaya menambah produksi demi memperbesar pangsa pasar. Laporan terbaru menunjukkan kelompok ini kemungkinan akan menyetujui tambahan produksi setidaknya 137.000 barel per hari pada pertemuan pekan ini.
Sebelumnya, harga WTI sempat naik lebih dari 5% minggu lalu, mencatatkan penguatan terbesar sejak Juni. Lonjakan tersebut dipicu oleh berkurangnya ekspor energi Rusia akibat serangan Ukraina terhadap infrastruktur minyak dan gas negara tersebut. Namun, dengan kembalinya pasokan dari Kurdistan dan rencana peningkatan produksi OPEC+, pasar kembali dibayangi tekanan bearish yang bisa menekan harga lebih jauh.
USOIL – Technical Analysis
WTI berpotensi melemah lebih lanjut jika gagal bertahan di atas $64,2, sementara kenaikan hanya bersifat teknis dengan area $65,4–$65,9 sebagai resistance kunci.
OPINI ANALIS TRAZE
Harga minyak WTI saat ini berada di sekitar $65 per barel setelah sempat mengalami tekanan jual tajam dari level tertinggi $66,19. Pola candlestick pada grafik H1 menunjukkan adanya potensi rebound terbatas menuju area retracement Fibonacci 50%–61,8% di kisaran $65,4 hingga $65,9, sebelum kembali menguji support penting. Kondisi ini menandakan pasar masih rentan terhadap aksi jual lanjutan.
Zona support kuat terlihat di sekitar $64,2 yang bertepatan dengan proyeksi Fibonacci ekstensi -27,2%. Jika harga menembus area ini, tekanan bearish bisa berlanjut hingga mendekati $63,8. Sebaliknya, selama harga bertahan di atas level tersebut, peluang konsolidasi jangka pendek tetap terbuka. Pergerakan harga yang cepat memberi sinyal adanya dominasi pelaku pasar jangka pendek.
Indikator momentum juga memperlihatkan posisi jenuh jual sebelumnya, yang memberi ruang untuk retracement sebelum tren bearish berlanjut. Secara keseluruhan, outlook jangka pendek masih cenderung negatif, dengan strategi sell on rally lebih menarik dibandingkan posisi beli. Trader disarankan mencermati pergerakan di area $65,4–$65,9 sebagai titik potensial untuk mencari sinyal jual baru.
DISCLAIMER
PT Traze Andalan Futures teregulasi oleh BAPPEBTI.
Materi ini untuk referensi saja dan bukan untuk rekomendasi melakukan transaksi. Seluruh transaksi yang
diambil sepenuhnya akan menjadi tanggung jawab nasabah. Transaksi Perdagangan Berjangka Komoditi
(PBK) memiliki peluang keuntungan dan risiko kerugian yang tinggi.