Harga emas kembali mencetak rekor baru di level $3.840 per ons pada Selasa (30/09/25), menandai kenaikan bulanan terbesar dalam 14 tahun terakhir. Lonjakan ini dipicu meningkatnya permintaan aset aman di tengah kekhawatiran penutupan pemerintahan AS serta ekspektasi pemangkasan suku bunga lebih lanjut oleh Federal Reserve. Situasi tersebut membuat emas semakin diminati sebagai pelindung nilai.
Ketidakpastian politik makin terasa setelah pertemuan antara Presiden Trump dan pemimpin kongres berakhir tanpa kesepakatan pendanaan jangka pendek. Risiko shutdown yang bisa dimulai pada Rabu diperkirakan menghambat rilis data ekonomi penting, termasuk laporan tenaga kerja nonfarm payrolls September. Sementara itu, kebijakan tarif baru terhadap truk berat, obat paten, dan produk lain menambah keresahan pelaku pasar.
Sentimen pasar juga diperkuat oleh data ekonomi terbaru AS yang membuka peluang pemangkasan suku bunga tambahan pada dua pertemuan Fed berikutnya. Sepanjang September, emas telah melonjak lebih dari 11% dan mencatat kenaikan lebih dari 16% sepanjang kuartal, menjadikannya salah satu aset dengan performa terbaik di tengah gejolak global.
XAUUSD – Technical Analysis
Secara keseluruhan, prospek emas masih solid dengan dorongan kuat dari faktor geopolitik dan arah kebijakan moneter, menjadikannya instrumen lindung nilai yang tetap menarik bagi pelaku pasar.
OPINI ANALIS TRAZE
Harga emas bertahan di atas $3.850 per ons dengan tren naik yang masih dominan. Potensi koreksi ke area $3.809 diperkirakan hanya sementara sebelum harga kembali menguji resistance $3.878.
Selama bertahan di atas support $3.785, peluang emas melanjutkan reli ke $3.922 tetap terbuka. Koreksi jangka pendek lebih dilihat sebagai peluang beli daripada ancaman tren.
Ketidakpastian politik AS dan ekspektasi penurunan suku bunga The Fed terus memperkuat minat investor pada emas sebagai aset aman.
DISCLAIMER
PT Traze Andalan Futures teregulasi oleh BAPPEBTI.
Materi ini untuk referensi saja dan bukan untuk rekomendasi melakukan transaksi. Seluruh transaksi yang
diambil sepenuhnya akan menjadi tanggung jawab nasabah. Transaksi Perdagangan Berjangka Komoditi
(PBK) memiliki peluang keuntungan dan risiko kerugian yang tinggi.