Harga emas melonjak menembus level psikologis $4.000 per ons pada Rabu (08/10), mencatat rekor baru seiring meningkatnya permintaan aset aman di tengah kekhawatiran ekonomi global. Ketidakpastian makin dalam setelah penutupan pemerintahan AS memasuki minggu kedua, menunda rilis data ekonomi penting yang menjadi acuan kondisi ekonomi negara tersebut.
Ekspektasi terhadap kebijakan moneter longgar The Fed turut memperkuat reli emas. Pasar memperkirakan dua kali pemangkasan suku bunga masing-masing sebesar 25 basis poin pada Oktober dan Desember. Di sisi lain, krisis politik di Prancis serta pergantian kepemimpinan di Jepang menambah tekanan psikologis bagi pelaku pasar, mendorong investor global mengalihkan portofolio ke logam mulia.
Sepanjang tahun ini, harga emas telah melonjak lebih dari 50%, didorong oleh ketegangan perdagangan, gejolak geopolitik, dan pelemahan dolar AS. Bank sentral dunia terus meningkatkan cadangan emasnya, sementara pemangkasan suku bunga oleh The Fed bulan lalu memperkuat arus masuk ke ETF berbasis emas. Momentum ini menegaskan posisi emas sebagai aset lindung nilai utama di tengah badai ekonomi global.
XAUUSD – Technical Analysis

OPINI ANALIS TRAZE
Harga emas (XAU/USD) tetap kuat di atas $4.000 per ons, menegaskan dominasi tren naik setelah serangkaian break of structure yang menandakan potensi reli lanjutan menuju area $4.075. Meski demikian, peluang koreksi ringan tetap terbuka sebelum kenaikan berikutnya.
Zona demand di kisaran $3.850–$3.830 menjadi area penting yang bisa memicu pembalikan jika harga terkoreksi. Selama bertahan di atas $3.800, bias teknikal masih positif dengan momentum bullish yang terjaga.
Didukung ekspektasi pemangkasan suku bunga The Fed dan ketegangan geopolitik global, emas berpeluang melanjutkan penguatan menuju rekor baru, memperkuat statusnya sebagai aset lindung nilai utama.
DISCLAIMER
PT Traze Andalan Futures teregulasi oleh BAPPEBTI.
Materi ini untuk referensi saja dan bukan untuk rekomendasi melakukan transaksi. Seluruh transaksi yang
diambil sepenuhnya akan menjadi tanggung jawab nasabah. Transaksi Perdagangan Berjangka Komoditi
(PBK) memiliki peluang keuntungan dan risiko kerugian yang tinggi.