Harga emas kembali menguat menembus level psikologis $4.000 per ons setelah sempat melemah di sesi Asia. Lonjakan ini terjadi seiring meningkatnya permintaan aset lindung nilai menyusul pernyataan Presiden AS Donald Trump yang berencana membatasi ekspor perangkat keras kecerdasan buatan ke Tiongkok. Ketegangan geopolitik ini memicu kekhawatiran baru di pasar global, sementara potensi penutupan pemerintah AS yang berkepanjangan turut memperkuat daya tarik emas sebagai aset aman.
Namun, penguatan logam mulia ini masih tertahan oleh sikap hawkish Federal Reserve, yang membuat Dolar AS tetap perkasa di level tertinggi sejak awal Agustus. Kenaikan dolar menekan minat terhadap emas karena tidak memberikan imbal hasil. Ditambah lagi, sentimen positif di pasar saham membatasi ruang gerak emas untuk melanjutkan reli lebih jauh dalam waktu dekat.
Ke depan, pelaku pasar akan memantau rilis data PMI Manufaktur ISM AS serta pernyataan pejabat FOMC untuk mencari petunjuk arah berikutnya. Selama harga mampu bertahan di atas area psikologis $4.000, prospek jangka pendek emas masih positif, meski ruang kenaikannya terlihat terbatas tanpa katalis baru yang signifikan.
XAUUSD – Technical Analysis
OPINI ANALIS TRAZE
Harga emas (XAU/USD) mulai menguat setelah terbentuk pin bar di sekitar level $3.965, menandakan dorongan beli kembali muncul. Aksi beli ini membawa harga mendekati zona penting $4.015–$4.045, yang akan menjadi penentu arah berikutnya.
Jika momentum ini berlanjut, emas berpeluang naik menuju area supply $4.125–$4.175 sebelum potensi koreksi muncul. Namun, bila gagal menembus zona tersebut, harga bisa terkoreksi lagi ke area Fibonacci $3.980–$3.965.
Secara keseluruhan, tren emas masih positif, didukung pelemahan dolar AS dan meningkatnya permintaan aset aman. Fokus utama kini tertuju pada apakah harga mampu menembus area supply untuk melanjutkan kenaikan lebih tinggi.
DISCLAIMER
PT Traze Andalan Futures teregulasi oleh BAPPEBTI.
Materi ini untuk referensi saja dan bukan untuk rekomendasi melakukan transaksi. Seluruh transaksi yang
diambil sepenuhnya akan menjadi tanggung jawab nasabah. Transaksi Perdagangan Berjangka Komoditi
(PBK) memiliki peluang keuntungan dan risiko kerugian yang tinggi.